Kamis, 09 Juli 2009

GANGGUAN MAKAN DAN GANGGUAN TIDUR

1. Anorexia Nervosa
Usaha mempertahankan berat badan di bawah normal, citra tubuh yang terdistorsi, ketakutan mendalam akan pertambahan berat badan.
2. Bulimia Nervosa
Karakteristik makan berlebihan yang berulang diikuti keinginan memuntahkannya, disertai perhatian besar terhadap berat badan dan bentuk tubuh.
Eating Disorder – Gangguan Psikologis dengan karakteristik terganggunya pola makan dan cara mengontrol berat badan.

Anorexia Nervosa
• An : tanpa; Orexis : hasrat untuk  hasrat yang keliru
• Prevalensi : remaja putri dan berkembang juga pada remaja putra. Berkembang pada tahap usia 12 – 18 tahun.
• Reaksi takut pada obesitas, dan umumnya setelah menarche (haid pertama)
• 2 tipe : 1. Makan berlebihan 2. Menahan lapar
• Komplikasi Medis : anemia, kulit kering / pecah, rambut lepek, kekuningan, gangguan hati, hipotensi, masalah pencernaan, amenorrhea, osteoporosis.
• Angka kematian : 5 – 8% periode 10 tahun.

Bulimia Nervosa
• Bous : sapi / kerbau, Limos : rasa lapar
• Reaksi abnormal mempertahankan BB : Memuntahkan, menggunakan obt pencahar, berpuasa berlebihan, latihan fisik berlebihan.
• BB Bulimia umumnya normal.
• Disertai keinginan makan berlebihan secara diam-diam
• Terfokus pada makanan berkalori tinggi dan berlemak banyak
• Reaksi penyerta : mengantuk, rasa bersalah dan depresi.
• Anggaran penderita : makan berlebihan dan tidak diet  hal yang menyenangkan.
• Prevalensi : wanita remaja akhir / dewasa awal
• Komplikasi medis : iritasi kulit dan mulut karena sering kontak dengan asam lambung, terhambat air liur, kerusakan gigi, keluhan perut, pankreatitis (ada rasa panas yang merupakan situasi darurat medis), gangguan menstruasi dan pencernaan, otot/jantung melemah)

Penyebab
• Faktor sosiokultural
• Faktor psikososial
Ketakutan / kecemasan, ketidakpuasan diri, kognitif (perfeksionis), psikodinamis, teori belajar (coping stres), etc.
• Faktor keluarga (konflik keluarga, etc)
• Faktor biologis  berkaitan dengan serotonin, genetik.

Penanganan
• Terapi perilaku di RS
• Terapi psikodinamika + terapi perilaku
• Terapi keluarga
• Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Berkaitan dengan self defeating, self worth, obsesif kompulsif
• Interpersonal Therapy (IPT)
• Terapi obat antidepresan

Binge Eating Disorder
• Yaitu : makan berlebihan yang kompulsif  obesitas
• Mempengaruhi 2% populasi
• Penanganan : Teknik Kognitif  behavioral, antidepresan
OBESITAS
• Yaitu gemuk yang berlebihan
• Dikelompokkan dalam gangguan medis kronis, bukan gangguan psikologis
• Faktor resiko : jantung, diabetes, kanker.
• Beberapa faktor yang berkontribusi :
- Genetis
- Metabolisme
- Sel lemak
- Gaya hidup
- Psikologis

GANGGUAN TIDUR
DSM  Gangguan tidur :
1. Dissomnia : terganggunya jumlah, kualitas atau waktu dari tidur
a. Insomnia primer (tidak bisa tidur bukan akibat gangguan psikologis & fisiologis)
b. Hipersomnia primer (banyak tertidur bukan akibat gangguan psikologis, fisiologis maupun insomnia)
c. Narkolepsi (pingsan yang terjadi tiba-tiba), berkaitan dengan cataplexy, REM, sleep paralysis, hypnagogic hallucination
d. Berhubungan dengan pernapasan : obstructive sleep opnea (sesak/jalan udara tersumbat, kerusakan struktur)
e. Circadian rhythm sleep disorder – irama tidur yang terganggu, bisa berakibat hipersomnia atau insomnia

2. Parasomnia
Perilaku abnormal/peristiwa fisiologis yang muncul saat tidur atau ambang tidur.
a. Nightmare disorder (mimpi buruk) – periode REM lebih panjang.
b. Sleep terror disorder – muncul saat 1/3 awal tidur atau saat tidur lelap, dimulai serangan panik lalu terjaga tiba-tiba.
c. Sleepwalking disorder (berjalan saat tidur)

PENANGANAN
• Pendekatan Biologis (beberapa obat anti depresan)
• Pendekatan psikologis  Cognitive Behavior Therapy

GANGGUAN KECEMASAN

GANGGUAN KECEMASAN
Kecemasan adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan kahawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Gangguan Kecemasan adalah sebuah tipe gangguan mental yang ciri utamanya adalah kecemasan.
TIPE-TIPE GANGGUAN KECEMASAN
A.Gangguan Panik
Gangguan Panik adalah sebuah tipe gangguan kecemasan yang ditandai oleh episode berulang dari serangan kecemasan atau panic yang interen. Twerjadinya serangan panic berulang, yang merupakan episode terror yang luar biasa disertai dengan simtom fisiologis yang kuat, pikiran-pikiran tentang bahaya yang segera dating atau malapetaka yang akan tiba, dan dorongan untuk melarikan diri. Penderita serangan panic sering kali membatasi aktivitas keluar mereka karena takut terjadi serangan ulang. Hal ini bisa menjurus kepada agorafobia, yaitu ketakutan untuk keluar ke tempat umum.
Ciri-Ciri :
 Ketakutan untuk menghindarinya serangan lagi mungkin mendorong penghindaran situasi di mana hal itu terjadi atau setting di mana bantuan mungkin tidak didapatkan
 Serangan panic mulai secara tak terduga tetapi mungkin diasosiasikan dengan sinyal tertentu atau suatu situasi spesifik.
B. Gangguan Kecemasan Menyeluruh
Gangguan kecemasan menyeluruh adalah suatu tipe gangguan kecemasan yang melibatkan kecemasan persisten yang sepertinya “mengapung bebas”(free floating) atau tidak terikat pada sitruasi spesifik.
Ciri-Ciri :
 Kecemasan yang berlebihan adalah kuncinya
 Diasosiasikan dengan peningkatan ketegangan “persaan tak nyaman”(on edge).
 Merasa tegang
 Waswas
 Kawatir ;Mudah lelah; Mempunyai kesulitan berkonsentrasi atau menemukan bahwa pikirannya menjadi kosong
 Iritabilitas; ketegangan otot
 Dan adanya gangguan tidur, sepertisulit tidur, untuk terus tidur; tidur yang gelisah dan tidak memuaskan.
C. Gangguan Fobia
Fobia adalah ketakutan irasional yang berlebihan terhadap suatu situasi atau iobjek spesifik. Fobia juga mencakup komponen tingkah laku, penghindaran stimulus fobik, selain ciri-ciri fisik dan kognitif. Fobia spesifik adalah ketakutan yang berlebihan terhadap obejek atau situasi tertentu, seperti tikus, laba-laba, ruang-ruang sempit, atau ketinggian. Fobia sosial mencakup ketakutan yang intens untuk dinilai negatif oleh orang lain. Agorafobia melibatkan ketakutan untuk keluar ke tempat-tempat umum. Agorafobia dapat muncul dengan, atau tanpa, gangguan panik



Ciri-Ciri :
 Mencakup komponen menghindar yang kuat di mene individu berusaha untuk menghindari kontak dengan stimulus atau situasi fobik.
 Subtipe, mencakupfobia spesifik(misalnya, acrophobia, claustrophobia, ketakutan pada serangga atau ular); fobia sosial(ketakutan yang berlebihan pada interaksi sosial) dan agorafobia(ketakutan pada tempat terbuka)
D. Ganggua Obsesif-Kompulsif
Gangguan obsesif-kompulsif atau OCD, mencakup pola obsesi atau kompulsi yang berulang-ulang, atau kombinasi dari keduanya. Obesesi adalah pikiran-pikiran yang persisten dan menganggu, yang menimbulkan kecemasan dan sepertinya di luar kemampuan individu untuk mengendalikannya. Kompulsi adalah dorongan-dorongan yang tidak bisa ditolak untuk melakukan tingkah laku tertentu secara repetitif, seperti membersihkan badan secara berulang-ulang dan mendetail pada waktu mandi.
Ciri-Ciri :
 Dua tipe kompulsi mayor: ritual pengecekan dan bersih-bersih
 Obsesi menimbulkan kecemasan yang mungkin sebagian dapat dikurangi dengan melakukan ritual kompulsif.
E. Gangguan Stres Traumatis
Ada dua tipe gangguan stres traumatis-gangguan stres akut dan gangguan stres pascatrauma. Keduanya melibatkan reaksi maladaptif terhadap stres traumatis. Gangguan stres akut muncul dalam beberapa haru atau minggu setelah pemaparan terhadap suatu peristiwa traumatis. Gangguan stres pascatrauma bertahan selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun atau beberapa dekade setelah pengalaman traumatis dan mungkin tidak muncul sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah peristiwa traumatis tersebut.
Ciri-Ciri :
 Mengalami kembali perisrtiwa traumatis, menghindari sinyal atai stimuli yang diasosiasikan dengan trauma, mati rasa emosional atau secara umum, mudah terangsang, distress emosional, dan fungsi yang terganggu.
 Kerentanan tergantung pada factor-faktor seperti keparahan trauma, taraf pemaparan, gaya coping, dan ketersediaan dukungan social.
F. Perbedaan Etnik dalam Gangguan Kecemasan
Bukti dari sebuah sample yang representative secara nasional dari orang dewasa Amerika Serikat menunjukan bahwa tingkat gangguan kecemasan umumnya sama pada kelompok-kelompok ras dan etnik
G. Perspektif Teoretis
1. Perspektif psikodinamika
Dari Perspektif psikodinamika, memandang gangguan-gangguan kecemasan sebagai usaha ego untuk mengendalikan munculnya impuls-impuls yang mengancam kesadaran. kecemasan adalah suatu sinyal bahaya bahwa impuls-impuls yang mengancam yang sifatnya seksual atau agresif (membunuh)
Mendekat ke taraf keadaran. Ego menggerakan mekanisme pertahanan diri untukmengalihkan impuls-impuls tersebut, yang kemudian mengarah menjadi gangguan-gangguan kecemasan lainnya.
2. Perspektif Belajar
Para ahli teori belajar menjelaskan gangguan-gangguan kecemasan melalui pembelajaran observasional dan conditioning. Model dua factor dari Mowrer memasukkan classical dan operant conditioning dalam penjelasan tentang fobia. Meskipun demikian, fobia tampaknya dipengaruhi juga oleh factor kognitif, seperti harapan-harapan self-efficacy. Prinsip-prinsip penguatan mungkin dapat membantu menjelaskan pola-pola tingkah laku obsesif-kompolsif. Mungkin ada predisposisi genetic untuk fobia tertentu yang mepunyai nilai-nilai untuk kelangsungan hidup (survival) bagi nenek moyang kita terdahulu.
3. Faktor-faktor Kognitif dalam Gangguan Kecemasan
 Prediksi berlebihan terhadap rasa takut
Orang dengan gangguan-gangguan kecemasan sering kali memprediksi secara berlebihan tentang seberapa besar ketakutan atau kecemasan yang akan mereka alami dalam situais-situasi pembangkit kecemasan.
 Keyakinan yang Self-Defeating atau Irasional
Pikiran-pikiran Self-Defeating dapat meningkatkan dan mengekalkan gangguan-gangguan kecemasan dan fobia.
 Sensivitas Berlebihan Terhadap Ancaman
Suatu sensitivitas berlebih terhadap sinyal ancaman adalah cirri utama dari gangguan-gangguan kecemasan.
 Sensitivitas Kecemasan
Sensitivitas Kecemasan biasanya didefinisikan sebagai ketakutan terhadap kecemasan dan simtom-simtom yang terkait dengan kecemasan.
 Salah Mengatribusikan Sinyal-Sinyal Tubuh
Para teoretikus kognitf menunjukan peran dari salah interpretasi yang membawa bencana, sebagai peran palpitasi jantung, pusing tujuh keliling, kepala enteng dalam eskalasi dari simtom-simtom panic menjadi serangan panic yang parah.
 Self-Efficacy yang Rendah
Bila anda percaya anda tidak mempunyai kemampuan untuk menanggulangi tantangan-tantangan penuh stress yang anda hadapi dalam hidup, anda akan merasa makin cemas bila anda berhadapan dengan tantangan-tantangan itu.
4. Faktor-faktor Biologis dalam gangguan Kecemasan
 Faktor-faktor Genetis
Faktor-faktor Genetis tampak mempunyai peran penting dalam perkembangan gangguan-gangguan kecemasan termasuk gangguan panik, gangguan kecemasan menyeluruh, gangguan obsesif-kompulsif dan gangguan-gangguan fobia. Peneliti juga mengaitkan suatu gen dengan neurotisisme suaru trait kepribadian yang mungkin mendasari kemudahan untuk berkembangnya gangguan-gangguan kecemasan.
 Neurotransmiter
Sejumlah Neurotransmiter berpebgaruh pada reaksi kecemasan, termasuk Gama Aminobutyric acid(GABA). GABA adalah suatu neorotransmitter inhibitoris (penghambat) yang dipercaya memegang peranan dalam kecemasan.
 Aspek-Aspek Biokimia pada Gangguan Panik

Jumat, 03 Juli 2009

haiiiii

haiiiiiiiiii semuaaaaaaaaaa perkenalkan namakuuuuuuu santi lengkapnya anindita dinar susanti. aku ini anak ke 2 dari dua bersaudara. sekarang gi sibuk kuliahh mau uas, persiapan KKN and ngerjain tugas pastinyaa. aku sekarang kuliah di fakultas psikologi semester 6 udah tua ya he he he. hobiku jalan-jalan, baca komik ma novel and dengerin musik. ok cukup sekian perkenalan dari ku lam kenalll semua ya ^_^